Rangkuman Antropologi Pendidikan
BAB 1
Pengantar Antropologi Pendidikan
Ethnography berarti “pelukisan tentang bangsa-bangsa”.
Istilah ini dipakai umum di Eropa Barat untuk menyebut bahan keterangan yang
termasuk dalam karangan-karangan tentang masyarakat dan kebudayaan suku-suku
bangsa di luar Eropa.
Ethnology, yang berarti “ilmu bangsa-bangsa”, adalah juga
istilah yang telah lama dipakai sejak permulaan terjadinya antropologi.
Sekarang dibayak negara istilah itu mulai ditinggalkan, hanya di Amerika dan
Inggris masih dipakai untuk menyebut suatu bagian antropologi yang khusus
mempelajari masalah tentang sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
Volkerkunde berarti “ilmu bangsa-bangsa”. Istilah itu
dipergunakan terutama di Eropa Tengah sampai sekarang .
Kulturkunde berarti “ilmu kebudayaan”. Istilah ini pernah
dipakai oleh oleh seorang sarjana antropologi dari Jerman, L. Frobenius, dalam
arti sama dengan pemakaian Ethnology di Amerika.
Anthropology berarti “ilmu tentang manusia”, dan adalah suatu
istilah yang sangat tua. Dahulu istilah ini dipergunakan dalam arti yang lain,
yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia”
Culrture Anthropology akhir-akhir ini terutama di pakai di
Amerika, tetapi kemudian juga negara-negara lain sebagai istilah untuk menyebut
bagian dari ilmu antropologi dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia
dari sudut fisiknya, jadi sebagai lawan dari phisical anthropology. Sekarang secara
resmi oleh Universitas Indonesia menjadi “antropologi budaya”
Sosial Anthropology dipakai di Inggris untuk menyebut
antropologi dalam fase ketiga, sebagai lawan ethnologi, yang disana dipakai
untuk menyebut antropologi dari fase-fase sebelumnya.
·
ILMU-ILMU
BAGIAN DARI ANTROPOLOGI
Lima ilmu bagian. Antropologi telah
mencapai suatu perkembangan yang paling luas, ruang lingkup dan batas lapangan
perhatiannya yang luas menyebabkan adanya paling sedikit lima masalah
penelitian khusus, yaitu:
1.
Masalah sejarah asal dan
perkembangan manusia (atau evolusinya) secara biologi;
2.
Masalah terjadinya aneka warna
mahluk manusia, dipandang dari sudut ciri-cirinya;
3.
Masalah sejarah asal, perkembangan,
dan penyebaran anekawarna bahasa yang diucapkan manusia diseluruh dunia;
4.
Masalah perkembangan, penyebaran,
dan terjadinya anekawarna kebudayaan;
5.
Masalah asas-asas dari kebudayaan
manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar
diseluruh dunia.
Ilmu antropologi mengenal juga
ilmu-ilmu bagian, yaitu:
1.
Paleo-atropologi Kedua-duanya disebut antropologi
2.
Antropologi fisik fisik dalam arti luas
3.
Etnolinguistik
4.
Prehistori Ketiga-tiganya disebut antropologi budaya
5.
Etnologi
Paleo-atropologi
adalah ilmu bagian yang meneliti asal-usul atau soal terjadinya mahluk evolusi
mahnusia dengan mempergunakan bahan penelitian sisa tubuh manusia yang membatu
atau fosil-fosil manusia zaman dahulu.
Antropologi
fisik adalah bagian dari ilmu tentang sejarah anekawarna
mahluk manusia dipandang dari ciri tubuh (kulit, bentuk rambut, tengkorak,
bentuk wajah, warna mata, bentuk hidung, tinggi badan, dan golongan darah)
Etnolinguistik
adalah suatu ilmu bagianyang pada asal mulanya bersangkutan denagn daftar
kata-kata di gua batu, kulit kayu, serta tata bahasa yang dipakai manusia.
Prehistori
mempelajari perkembangan dan penyebaran peradaban manusia, sebelum manusia
mengenal huruf.
Etnologi adalah
ilmu yang pempelajari tentang asas-asas manusia, siapakah manusia itu?
Mempelajari kebudayaan dan penyebaran.
BAB 4
KEBUDAYAAN
Dalam ilmu
antropologi, yang telah menjadikan berbagai cara hidup manusia dengan berbagai
macam sistem tindakan tadi sebagai objek penelitian dan analisanya, aspek
belajar itu merupakan aspek sangat penting. Itulah sebabnya dalam hal memberi
pembatasan terhadap konsep “kebudayaan” atau culture itu,artinya dalam hal
memberi definisi terhadap konsef “kebudayaan”, ilmu antropologi sering kali
sangat berbeda dengan ilmu lain.menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah: keseluruhan istem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari
mnusia dengan belajar.
Hampir
seluruh tindakan manusia adalah “kebudayaan” karena hanya amat sedikit tindakan
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan
belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri dan beberapa refleks, beberapa
tindakan akibat proses fosiologi, atau kelakuan apabila ia sedang membabi buta.
Bahkan sebagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa
oleh mahluk manusia dalam gen-nya bersama kelahirannya (seperti misalnya makan,
minum atau berjalan dengan kedua kakinya), juga dirombak olehnya menjadi
tindakan berkebudayaan.
Memang
definisi yang menganggap bahwa “kebudayaan” dan “tindakan kebudayaan” adalah
segala tindakan yang harus dibiasakan manusia dengan belajar. Beberapa ahli
antropologi seperti C. Wissler, C. Kluckhon, A. Davis, atau A. Hoebel.
Definisi-definisi yang mereka ajukan hanya merupakan beberapa buah saja
diantara definisi lain yang pernah diajukan, tidak hanya beberapa sarjana
antropologi, melainkan juga oleh para sarjana ilmu-ilmu lain seperti sosiologi,
filsafat, sejarah, dan kesusteraan.
Kata
“kebudayaan” dan “culture”. Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sanskerta
buddhayah, yaitu bentuk jamak dari “budi” atau “akal”. Dengan demikian
ke-budaya-an dapat diartikan: “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”.
BAB 5
MASYARAKAT
KEHIDUPAN
KOLEKTIF DAN DEFINISI MASYARAKAT
Ciri khas kehidupan kolektif, yaitu
:
1. Pembagian
kerja yang tetap antara berbagai macam sub kesatuan atau golongan individu
dalam kolektif untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup
2. Ketergantungan
individu kepada individu lain dalam kolektif sebagai akibat dari pembagian
kerja
3. Kerjasama
antar individu yang disebabkan karena sifat ketergantungan
4. Komunikasi
antar individu yang diperlukan guna melaksanakan kerjasama
5. Diskriminasi
yang diadakan antara individu-individu warga kolektif dan individu-individu
dari luarnya.
Mengenai azas-azas pergaulan antara mahluk dalam kehidupan
alamiah itu, lawan azas egoisme adalah azas altrualisme, atau azas “ hidup
berbakti untuk kepentingan yang lain,” jenis mahluk ini menjadi sedemikian
kuatnya sehingga dapat bertahan dalam proses seleksi alam yang sangat kejam.
Kita dapat mengerti bahwa azas altrualisme ini terutama berarti mahluk-mahluk
yng hidup kolektif. Justru karena altrualisme yang kuat,maka jenis mahluk
kolektif itu mampu mengembangkan suatu hubungan bantu-membantu, dan kerja sama
yang serasi, sehingga sebagai kolektif mereka menjadi kuat hingga menjadi cocok
untuk hidup bertahan dan hidup langsung dalam alam yang kejam. Karena pada
semut ada individu-individu yang dengan utuh dedikasi mencari makan, dan yang
lainnya ada yang berkorban menjadi penjaga keamanan jenisnya, maka ratu semut
dapat sepenuhnya dapat berkembangbiak untuk kelangsungan hidup jenisnya.
Kehidupan kolektif mhluk manusia.
Manusia adalah jenis mahluk yang kolektif, yaitu bahwa sistem pembagian kerja,
aktivitas kerjasama, serta berkomunikasi dalam kehidupan kolektif binatang
bersifat naluri, yaitu merupakan suatu kemampuan yang telah terencana oleh
alamdan terkandung dalam gen jenis binatang yang bersangkutan.
Kelakuan binatang kolektif yang
berakar dalam naluri, pada manusia menjadi tingkah laku yang dijadikan milik
diri dengan belajar. Agar ada sesuatu pembedaan yang tajam antara
kelakuanbinatang dan tingkah laku manusia dalamkehidupan yang kolektif,
sebalinya diadakan pembedaan istilah juga. Kelakuan binatang dan manusia yang
prosesnya telah direncanakan dalam gennya dan merupakan milik dirinya tanpa
belajar, seperti reflek, kelakuan naluri, dan kelakuan membabi buta, tetap kita
sebut kelakuan. Sebaliknya perilaku manusia yang prosesnya tidak terencana
dalam gennya yang harus dijadikan milik dirinya dengan belajar, kita sebut dengan
tindakan atau tingkah laku.
Oleh karena pola-pola tindakan dan
tingkah laku manusia adalah hasil pelajaran, maka kita mudah dapat mengerti
bahwa pola-pola tindakan dapat berubah lebih cepat daripada perubahan bentuk
organismenya.
Perubahan-perubahan dalam jangka
waktu hidup hanya beberapa generasi manusia itu tidak sama cepatnya pada satu
kolektif manusia dan kolektif manusia lainnya di muka bumi. Ada yang mengalami
perubahan lambat yag berlangsung dalam jangka waktu beberapa puluh angkatan
selama dua abad, ada pula kolektif-kolektif yang berubah sangat cepat, yang
hanya memerlukan jangka waktu dua tiga angkatan saja selama hanya beberapa
puluh tahun.
Komentar
Posting Komentar