Rangkuman Andragogi Beserta Kata-Kata Sulit


RINGKASAN MATERI




BAB  I
PENGERTIAN DAN BEBERAPA ASUMSI
DASAR ANDRAGOGI ( PENDIDIKAN ORANG DEWASA )

A.    Pengertian Andragogi ( pendidikan rang Dewasa )

Teori mengenai proses belajar mengajar  didasarkan kepada rumusan pendidikan sebagai suatu proses transmisi budaya.  Maka dari teori inilah paedagogi yang asalnya berasal dari bahasa yunani, yaitu paid berarti anak dan agogos yang berarti memimpim atau membimbing, secara khusus , selanjutnya paedagogi diartikan sebagai suatu ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak. Istilah paedagogi tersebut berubah artinya menjadi ilmu dan seni menajar.
Suatu teori mengenai cara mengajar orang dewasa untuk membedakan  dengan paedagogi, maka teori baru tersebut dikenal sebagai nama andragogi yag berasal dari kata bahasa yunani yaitu andar yng berarti orang dewasa dan agogos yang berarti memimpin atau membimbing. Maka dengan demikian,  andragogi  dirumuskan sebagai suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar.

B.     Beberapa Ansumsi dan Implikasinya

Ada perbedaan yang mendasar mengenai asumsi yang digunakan oleh Andragogi dan paedagogi pada dasrnya mengunakan asumsi-asumsi sebagai berkut :
a)      Konsep Diri
b)      Pengalaman
c)      Kesiapan untuk belajar
d)     Orientasi  terhadap belajar
e)      Kondisi belajar dan prinsip-prinsip belajar


BAB  II
MENILAI KEUTUHAN DAN MINAT DALAM
PERENCANAN PROGRAM
A.    Langkah Penting yang Rawan
Para pendidik yang berorientasi kepada padegogi, kan mengalami kesulitan memahami kenyataan dalam kehidupan orang dewasa yang harus diharuskan belajar agar mereka tetap hidup, tetap sehat. Maka dalam andaragogi. Titik berangkat dalam perencanaan program adlah mint dan kebutuhan warga belajar, walaupun pada akhir tujuannya untuk memenuhi kebutuhan lembaganya dan masarakatnya.
B.     Hakikat  Kebutuhan

Banyak orang yang menyamakan mengenai pegertian antara kebutuhan (needs) dan keinginan (want). Demikian pula mengenai perbedaanantara keduanya .tetapi yang utama adalah memberikan rumusan operasional yang akan bermanfaat dlam perencanaan program belajar.
Pengertin kebutuhan dalam pengembangan program pendidikan dibedakan atas kebutuhn dasar dan kebutuhan pendidikan.
Ø  Kebutuhan Dasar
Ø  Kebutuhan Pendidikan

C.      Hakikat Minat
Minat dirumuskan dalam “Encyklopedia of Psyholog” adalah “faktor yang ada dalam diri seseorang, yang menyebabkan   ia tertarik atau menolak terhadap objek,orang dan kegiatan dalam lingkungannya”.

1.      Minat umum
Hakikat minat adalah sangat bersifat pribadi, dan oleh karena minat sangat berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya.
2.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat
3.      Perubahan Minat Dalam Daur Kehidupan
4.      Menilai Kebutuhan dan Minat
D.    Menilai Kebutuhan Dan Minat
1.      Kebutuhan dan minat individu
2.      Kebutuhan organisasi
Suatu organisasi atau lembaga adalah organisme yang hidup yang mempunyai kebutuhan juga.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan latihan adalah :
a)      Wawancara
b)      Angket
c)      Laporan dan catatan manejemen
d)     Test
e)      Analisis masalah
f)     Analisis pekerjaan yang dikombinasikan dengan penilaian terhadap penampilan
g)      Teknik insiden kritis
h)      Panel penilaian
3.      Kebutuhan Masarakat
Ada beberapa langkah dalam melaksanakan survei masyrakat :
a)      Merumuskan tujuan
b)      Membentuk team pelaksana
c)      Menentukan ruang lingkup masalah yang akan disuvei
d)     Merekrut dan melatih tenaga sukarela
e)      Mengindentifikasi sumber informasi yang diperlukan
f)       Mengorganisir informasi
g)      Menafsirkan informasi

BAB  III
BELAJAR BAGI ORANG DEWASA
Periaku seseorang dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, keterampilan yang dimilikinya  serta dalam hal tertentu oleh marerial yang tersedia, maka proses belajar manusia dewasa ke arah perubahan sikap baru, dan memberikannya pengetahuan baru.
Dengan kata lain, pendidikan orang dewasa hanya menjadi efektif dalam arti menghasilkan perubahan perilaku, apabila isi dan cara pendidikannya sesuai dengan kebutuhan yang dimilikinya. Akan tetapi, walaupun kebutuhan untuk menambah pengetahuan dan merubah sikap agar tercapai suatu prubahan perilaku sesesungguhnya dibutuhkan, manusia seringkali tidak selalu merasakan kebutuhan dan juga di perluka awal untuk menumbuhkan rasa membutuhkan.
1.      Mengapa Orang Dewasa Belajar
Banyak pendidikan yang berpendapat mengenai alasan mengapa    orang dewasa  belajar. Pakar pendidikan yang telah melakukan penelitin mengenai orang dewasa perlu belajaratau ambil bagian dalam kegiatan belajar adalah tought, sheilfeld,  Morstain dan smart.
Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar pendidikan tersebut tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi dan saling memperkuat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa alsan orang dewasa mengikuti kegiatan belajar ada lima yaitu :
a.       Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
b.      Untuk meningkatkan produktivtas
c.       Untuk meningkatkan efesiensi kerja
d.      Untuk mengetahui kebutuhan ingin tahu (Curiosity)
e.       Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang digunakan dalam melakukan pekerjaaan atau peranannya di dalam keluarga atau masyarakat.
BAB  IV
ORANG DEWASA SEBAGAI PELAJAR

A.    Hambatan Fisiologik

Menurut  Venier  dan Davidson ada enam faktor  yang secara fisiologikdapat menghambat keikutsertaan orang dewasa dalam mempengaruhi pendidikan :
Ø  Dengan bertambahnya usia, titik-dekat penglihtan, atau titik terdekat yang dapat dilihat dengan jelas, mulai bergerak dengan jauh.
Ø  Dengan bertambahnya usia, titik-jauh penglihatan, tau titik terjauh yang dapat dilihat secara jelas, mulai berkurang.
Ø  Makin bertambah usia, makin besar pula jumlh penerangan yang diperlukan dalam suatu situasi belajar.
Ø  Makin bertambah usia, persepsi kontra warna cenderung kearah merah daripada spectrum.
Ø  Pendengaran atau kemampuan menerima suara mengurang denga bertambahnya usia.
Ø  Perbedaan bunyi, atau kemapuan untuk membedakan bunyi makin mengurang dengan melanjutkan usia.

B.     Psikologik
Dari segi psikologik orang dewasa dalam situasi belajar mempunyai sikap tertentu, maka perlu diperhatikan hal-hal tersebut dibawah ini :
·         Belajar adalah suatu pengalaman yang diingikan oleh orang dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajar.
·         Orang dewasa belajar kalau ditemukannya arti pribadi bagi dirinya dari melihat seseuatu dan mempunyai hubu gan dengan kebutuhannya.
·         Belajar bagi orang dewasa kadang-kadang merupakan proses menyakitkan .
·         Belajar bagi orang dewasa adalah hasil dari mengalami sesuatu.
·         Bagi orang dewasa proes belajar adalah khas dan bersifai individual.
·         Sumber terkaya untuk belajar terdapat didalam diri orang dewasa itu sendiri.
·         Belajar adaah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus.
·         Belajar adalah hasil kerja sama antara manusia.
·         Belajar adalah suatu proses evolusi.

C.    Sumber Belajar

Dengan adanya faktor-faktor fisiologik dan fsikologik yang mempengaruhi efektivitas belajar  orang dewasa. Maka para sarjana mencurahkan suasana dalam situasi beajar  yang paling dapat diharapkan membawa hasil bagi proses belajar mengajar sebagai berikut :     
a)      Kumpulan-kumpulan aktif
b)      Suasana hormat-menghormati
c)      Suasana harga-menghargai
d)     Suasana percaya
e)      Suasana penemuan diri
f)       Suasana tak mengacam
g)      Suasana keterbukaan
h)      Suasana mengakui kekhasan pribadi
i)        Suasana membenarkan pribadi
j)        Susana mengakui hak untuk berbuat salah
k)      Suasana membolehkan keraguan
l)        Evalausi bersama dan evalusi sendiri
BAB  V
PEMBIMBING ORANG DEWASA

A.    Fungsi Pembimbing

Belajar bagi orang menghasilkan perubahan perilaku, dan perubahan perilaku bergantung dari perubahan sikap dan penambahan pengatahuan serta ketrampilan, maka dapat dikatakan bahwa fungsi seorang pembimbing mencakup sebagai :
·         Penyebar pengetahuan
·         Pelatih keterampilan
·         Perencanaan pengalaman belajar kreatif
B.     Sikap Pembimbing

Sikap seorang sebagai pembimbing belajar bagi orang dewasa mempunyai arti dan pengaruh yang besar. Sebab orang dewasa lebih kritis daripada anak-anak, sebab orang dewasa mepunyai perbandingan untuk menilai sikap pembimbing, sebab orang dewasa berpegang pad norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau lingkungannya.
Sikap mental dan sikap tubuh saling mempengaruhi. Sikap mental seseorang tercermin pada sikap tubuhnya. Orang yang sikap mentalnya sombong biasanya Nampak pada sikap dan gerak tubuhnya.

C.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi sikap dan Peran Pembimbing

Pendidikan orang dewasa meyebar dari mulai kursus pemberantasan buta huruf  sampai proses belajar kreatif.pola kursus pemberantasan buta huruf peserta sama sekali tidak dapat membaca, maka pembimbing membawakan pengetahuan , yakni bagaimana membaca pada latihan kepekaan (sensitivity training). Misalnya, para peserta sudah memilih setumpukan pengalamannya sendiri, maka pembimbing hanya membantu mereka untuk menata dan menafsirkan pengalaman mereka dengan cara baru.
Diktat Gordon lippitt dari Th George Washington University, mengemukan beberapa faktor yang mempengarahi sikap dan peran pembimbing sebagai berikut :
a)      Tujuan dan rancangan belajar
b)      Lamanya penedidikan
c)      Komposisi peserta
d)     Harapan peserta
e)      Harapan penyelengaraan
f)       Profesi pembimbing
g)      Keadaan pembimbing
BAB  VI
METODE PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Banyak metode yang diterapkan orang dalam dalam program pendidikan orang dewasa.  Pemilihan metode hendaknya ditentukan oleh tujuan pendidikan, yang pada garis besarnya dapat dibagi dalam 2(dua) jeins :
1.      Ada proses belajar yang dirancang untuk membantu orang menata pengalaman masa lampau yang dimilikinya dengan cara baru.
2.      Ada proses belajar yang dirancang untuk memberikan pengetahuan baru, keterampilan baru, yakni mendorong individu meraih lebih jauh daripada yang diketahuinya.
A.   Kontinuum Proses Belajar

Posisi atau sifat pengalam belajar dalam continuum tersebut mempengarui hal-hal dibawah ini :
a.       Persipan dan orietasi bagi proses belajar
b.      Suasana dan kecepatan belajar
c.       Peran dan sikap yang mengajar
d.      Paran dan sikap yang belajar
e.       Metode yang diterapkan untuk berhasilnya usaha belajar

B.   Ceramah Dan Alat Peraga
Ceramah adalah suatu penyampaian informasi yang sifatnya searah, yakni dari penceramah kepada hadirin. Dengan metode ini lebih dapat dipastikan tersampaikannya informasi yang telah disusun dan disiapkan.
Penceramah juga mempergunakan alat-alat peraga yang tersedia seefektif mungkin, sambil memberikan penjelasanya. Alat-alat peraga (Audio Visual Aids) yang sudah lazim dipergunakan diindonesia adalah sebagai berikut :
·         Papan tulis
·         Kertas Koran
·         Papan flannel
·         Overhead projector adalah sebuah alat listrik yang dapat memproyeksikan gambar, tulisan, gari-garis grafik pada sebuah layar atau dinding.
·         Slide

C.   Diskusi
Berdiskusi adalah kegiatan manusia yang alamiah. Suatu kegiatan yang menarik, kreatif dan mengasikan. Dalam suatu diskusi para pesertanya berpikir bersama dan mengunkapkan pikirannya sehingga menimbulkan pengertian pada diri sendiri, pada pandangan kawan-kawan diskusi, dan juga pada masalah yang didiskusikan.
Dalam sebuan symposium beberapa orang ahli menyampaikan prasaran singkat , diskusi atau tukar pikiran di hadapan sejumlah hadirin.
D.   Peranan (atau dalam bahasa Inggris Role Playing)
Pemeranan adalah suatu usaha untuk membantu para peserta untuk mengalihkan suatu masalah belajar ke dalam praktek. Dr. J.L Moreno memperkenalkan metode pemeranan di psychodramatic Institute di New York. Di bdakannya dua semua keterangan di pertimbangkan, maka diagnosa mungkin jenis pemeranan, yakni Psychodrama dan Sociodrama. Bagi orang dewasa, pemeranan merupakan metode belaja yang banyak manfaatnya. Ada beberapa variasi dalam pemeranan untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
v  Role Revesal : dalam bahasa indonsia di sebut peran terbalik, tujuannya agar menimbulkan kepekaan terhadap kedudukan dan keadaan pihak lain agar dapat lebih menimbulkan perasaan oang lain.
v  Alter Ego : untuk memahami masalah komunikasi, dan adanya pikiran serta perasaan yang tidak diucapkan. Pemeranan Alter Ego dapat berguna. Alter Ego boleh dikatakan berlaku sebagai “hati nurani”.
v  Keterampilan : dapat dipelajari melalui ceramah yang berupa petunjuk-petunjuk untuk dihafalkan, akan lebih mudah dipahami apaila jabatan tertentu di perankan.
E.    Structued Experiences
Metode eksperiensial (=dengan jalan mengalami) ini merupakan ciri khas dari metode belajar yang dikenal sebagai “pendekatan laboratories”. Manfaatnya sangat besar dalam pedidikan orang dewasa yang bertujuan meningkatkan ketrampilannya dalam hubngan antar manusia (human relations skill).

v  Mengalami yakni ketik peserta terlibat dalam suatu kegiatan laboratories.
v  Mengungkapkan tanggapan dan pengamatannya untuk mengetahui mengapa masing-masing berlaku dan berkata secara tertentu.
v   Pembimbing peserta harus mengolah segala yang timbul pada “Mengungkapkan”, dengan mendiskusikan mengevaluasinya.
v  Generalisasi sebagai langkah yang penting, kalau latihan ini ingin bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari diluar ruang belajar.
v  Para peserta menerapkan lagi apa yang dipelajarinya itu.


BAB  VII
MERANCANG PROGRAM LATIHAN

Metode pendidikan bagi oran dewasa adalah program latihannya. Metode-metode akan dipakai bahkan banyak dipengarahui oleh rancangan atau design yang disusun.
1.      Langkah pertama : kebutuhan
2.      Langakah kedua  : sasaran
3.      Langkah ketiga : sumber
4.      Langkah keempat : hambatan
5.      Langkah kelima : alternatip
6.      Langkah keenam : Seleksi

Contoh Rancangan Program Latihan
            Untuk menyajikan contoh nyata suatu design program latihan, ada beberapa langkah-langkah yang diuraikan sebagai berikut :
1.      Yang akan dididik adalah orang-orang dewasa yang berminat untuk membantu masyarakat dalam lingkungannya untuk meningkatkan kesejahteraan social ekonominya.
2.      Mereka diharapkan akan mempelajari falsafah kerja sama dalam kelompok, keterampilan hubungan antara manusia.
3.      Menyampaikan pelajaran adalah tiga orang staf pendidikanbiro konsultasi kredit sendiri.
4.      Merka akan dididik dengan metode pendidikan orang dewasa.
5.      Evaluasi hasil pendidikan akan di evakuasi dalam 2(dua) tahapan.
Pengaturan ruangan
            Banyak kegiatan pendidikan yang materinya baik, bahan tersedia secara berlimpah, ada pembimbing yang ahli dan terampi. Tetapi ternyata hasilnya tidak memuaskan hanya karena pengaturan ruangan telah diabaikan, karena tidak disadari pentingnya sebagai sarana belajar. Ruangan apa pun yang akan akan dipergunakan apabila tersedia ruangan yang cukup luas maka pada acara atau program pendidikan yang kegiatannya lebih banyak berupa diskusi kelompok, dengan pengatar-pengantar singkat dari pembimbing dan laporan-laporan diskusi kelompok.
            Untuk  baik yang mendidikan yng “laboratories” yang memerlukan partisipasi intesif para peserta. Sepeti dalan Human Relations Training, baik yang menggunakan Siruclured Experiences maupun yang unstructured seperti dalam latihan kepekaan (Sensitivity Training).


BAB  VIII
EVALUASI PROGRAM

Pada pendidikan orang dewasa cara evaluasi demikian tidak dapat dijalankan. Sebab dalam pendidikan orang dewasa evaluasi demikian tidak tepat. Bedanya pendidikan orang dewasa dengan pendidikan konvensional adalah bahwa dalam pendidikan orang dewasa tidak ada unsur paksaan. Orang dewasa belajar atas kehendaknya sendiri yang bebas. Orang dewasa dapat dipaksa untuk masuk rungan belajar, tetapi tidak dapat dipaksa untuk belajar.
Dalam pendididkan orang dewasa metode evaluasinya harus mencermikan kehendak bebas yang sama seperti proses belajarnya itu sendiri. Dengan lain kata, metode evaluasinya harus datang dari orang yang belajar, bukan dipaksakan dari luar.
Bagi penyelenggara evaluasi harian maupun evaluasi menyeluruh akan merupakan ukuran untuk menilai hasil program dengan rencana semula. Bagi para peserta itu sendiri evaluasi merupakan suatu cara untuk merenungkan proses kegiatan maupun hasilny kegiatan itu bagi dirinya, latihan mengungkapkan renungan dan analisisnya secara tertuls dan terbuka.   

Bab I
  1. Andragogi       : Pendidikan orang dewasa
  2. Paedagogi       : Ilmu dan seni dalam mengajar anak
  3. Mobilitas         : Gerakan berpindah-pindah
  4. Transmisi         : Pengiriman pesan dari seseorang kepada orang lain
  5. Psikologis        : Bersifat kajiwaan
  6. Implikasi         : Keterlibatan
  7. Asumsi            : Dugaan yang diterima sebagai dasar
  8. Konsekuensi    : Akibat dari sesuatu perbuatan
  9. Aplikasi           : Karya hias
  10. Simulasi           : Peragaan sesuatu dengan bentuk tiruan
  11. Konferensi      : Rapat atau tiruan
  12. Fase                 : Tingkatan masa
  13. Supervisi         : Pengawasan utama
  14. Eksekutif         : Kepengurusan atau pengelolaan
  15. Logik               : Sesuai dengan logika
  16. Orientasi          : Peninjauan untuk menentukan sikap yang benar
  17. Filsafat             : Pengetahuan dengan akal budi
  18. Perspektif        : Sudut pandang tiga dimensi
  19. Kondusif         : Memberi peluang pada hasil yang diinginkan
  20. Kooperatif       : Bersifat kerja sama
  21. Homogen        : Terdiri atas jenis yang sama
  22. Heterogen       : Terdiri atas berbagai jenis atau unsur
Bab II
  1. Observasi        : Peninjauan secara cermat
  2. Sensoris           : Berhubungan dengan panca indra
  3. Transenden      : Luar biasa
  4. Konformitas    : Persesuian
  5. Irasional          : Tidak berdasarkan akal sehat
  6. Impulsif           : Bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerakan hati
  7. Afeksi             : Rasa kasih sayang
  8. Ekstrim            : Sangat keras
  9. Agresif             : Bernafsu menyerang
  10. Spiritual           : Bersifat kejiwaan
  11. Aspirasi           : Harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa mendatang
  12. Krusial             : Sangat menentukan
  13. Prestise            : Wibawa
  14. Efisien             : Tepat atau sesuai
  15. Kuesioner        : Alat riset atau survei
  16. Profesional      : Bersangkutan dengan profesi
  17. Survei              : Teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data
  18. Responden      : Penjawab
  19. Revisi              : Peninjauan kembali untuk perbaikan
  20. Uniform          : Bersifat seragam
Bab III
  1. Kolege        : Teman sejawat
  2. Fundamental   : Bersifat dasar
  3. Material           : Bahan yang dipakai untuk membuat barang lain
  4. Motif               : Pola atau corak
  5. Pola                 : Gambar yang dipakai untuk contoh
  6. Formal             : Sesuai dengan peraturan yang sah
  7. Kognitif          : Pengetahuan faktual yang empiris
  8. Eksperimen     : Percobaan yang bersistem dan berencana
  9. Alternatif        : Pilihan diantara dua atau beberapa kemungkinan
  10. Otoritas           : Hak untuk bertindak
Bab IV
  1. Fisioligik         : Bersifat fisiologi
  2. Spektrum         : Rentetan warna kontinu
  3. Kontras           : Memperlihatkan perbedaan yang nyata bila diperbandingkan
  4. Emosional       : Penih emosi
  5. Intelektual       : Cerdas atau pikiran dengan kecerdasan tinggi
  6. Evolusi            : Perubahan secara perlahan-lahan
  7. Subyektif        : Bersifat subjektif
  8. Evaluasi           : Penilaian
  9. Antusias          : Bersemangat
  10. Metode            : Cara yang teratur
Bab V
  1. Intervensi        : Campur tangan dalam perselisihan dua pihak
  2. Kreatif             : Memiliki daya cipta
  3. Introspeksi      : Koreksi terhadap diri sendiri
  4. Spontanitas     : Kesertemetaan
  5. Komitmen       : Perjanjian untuk melakukan sesuatu
  6. Diskriminatif   : Bersifat membeda-beda
  7. Variasi             : Hasil perubahan dari keadaan semula
  8. Proporsi           : Perbandingan
  9. Profesi             : Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian

Bab VI
  1. Konsultasi       : Pertukara pikiran untuk mendapatkan kesimpulan yang baik
  2. Kontinum        : Rangkaian
  3. Riset                : Penelitian suatu masalah secara bersistem, kritis dan ilmiah
  4. Referensi         : Sumber acuan
  5. Flanel              : Kain panel yang berkabu-kabu
  6. Transparan       : Tembus pandang
  7. Simposium      : Pertemuan dengan beberapa pembicaraan
  8. Panelis             : Peserta diskusi panel
  9. Diagnosa         : Pemeriksaan terhadap suatu hak
  10. Egosentris       : Berpusat pada diri sendiri
  11. Kentara           : Tampak
  12. Premis             : Apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan
  13. Generalisasi     : Perihal untuk mendapat gagasan
  14. Hipotesa          : Anggapan dasar
  15. Argumentasi    : Pendapat
Bab VII
1.      Sistematis        : Teratur menurut sistem
2.      Produktivitas   : Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu
3.      Intuisi              : Kemampuan mengetahui sesuatu tanpa dipelajari
4.      Pesimis            : Orang yang bersifat tidak mempunyai harapan baik
5.      Komfortabel    : Nyaman
6.      Intensif            : Secara sungguh-sungguh dan terus menerus
7.      Kompartemen  : Bagian yang terpisah
8.      Komposisi       : Susunan
Bab VIII
1.      Tentramen       : Ujian mata kuliah tertentu sebelum dapat menempuh ujian akhir
2.      Konvensional  : Berdasarkan kesepakatan
3.      Refleksi           : Gerakan diluar kesadaran
4.      Faktual            : Berdasarkan kenyataan
5.      Konkret           : Nyata, benar-benar ada


Komentar

Postingan Populer